Product Review: Hexhub KEN-tenna

http://www.facebook.com/groups/orari.indonesia/doc/10151030371242930/

Product Review: Hexhub KEN-tenna
By Gatot Dewanto YE1GD in ORARI (Organisasi Amatir Radio Indonesia) ·

Akhir-akhir ini semakin marak penggunaan Wirebeam Antenna, yaitu antena pengarah yang terbuat dari kawat dengan rangka berbahan batang PVC atau Fiberglass. Harga material pipa allumunium yang menjulang tinggi, menjadikan banyak Dx’ers mulai mempertimbangkan menggunakan wirebeam. Membuat antena wirebeam memang dapat menghemat biaya hingga 50-70 % dibanding antena pengarah berbahan pipa allumunium, dalam jumlah elemen yang sama dan faktor penguatan yang setara. Berbagai desain wirebeam bermunculan di intenet mulai dari yang sederhana hingga yang paling rumit. Diantaranya yang sangat populer, adalah desain Hexbeam, antena berbentuk rangka segi-enam yang terdiri dari 6 batang jari-jari. Antena ini bisa dibuat untuk 5 band amatir (bahkan lebih) dalam satu rangka. Rangkanya sendiri bisa menggunakan bahan terbuat dari bambu, batang PVC atau fiber glass. Sedangkan untuk dudukan rangkanya harus dibuat konstruksi Hexhub, yang tentu saja harus mampu menahan beban antenna keseluruhan dari terpaan angin.
Antenna Hexbeam 5 Band
Ramainya pembahasan antenna Hexbeam menginspirasi OM Soetedja Wihardja – YB1KEN memproduksi Hexhub, sebagai dudukan rangka antena Hexbeam. Penasaran dengan posting foto Hexhub hasil buatan YB1KEN ini, maka saya pun mendatangi rumahnya. Awalnya saya mengira bentuk dan ukuran hexhub versi YB1KEN ini mirip dengan quadhub produk lama buatan YD1COR, yang dulu lebih dikenal sebagai dudukan radial antenna 5/8 Lambda. Dudukan radial tersebut berukuran garis tengah 17 cm, tinggi 4 cm dengan berat 300 gram. Dalam benak saya bentuk Hexhub ini tidak akan jauh berbeda, paling hanya jari-jarinya saja yang dibuat 6 buah.
Dudukan radial antena 5/8 λ
Terus terang, ketika pertama kali melihatnya saya dibuat terkaget2 melihat Hexhub versi YB1KEN ini, ternyata sangat berbeda dengan yang saya bayangkan. Bentuk piringan yang cantik mirip kristal salju memiliki ukuran yang cukup besar dan rada berat. Teknik pengecoran yang baik membuat Hexhub nampak sangat solid, tidak terlihat lubang pori-pori yang akan mengurangi kekuatan struktur. Dapat dikatakan hex hub ini memang dibuat menyerupai Hexhub yang dibuat oleh DX Engineering. OM Tedja sendiri mengakui bahwa desain hexhub ini memang diinspirasi dari produk DX Engineering, dengan beberapa modifikasi.
Hexhub buatan DX-Engineering
Pada gambar Hexhub buatan DX Engineering memang terlihat ukurannya yang cukup besar, kokoh dan agak berat. Menurut OM Tedja beberapa modifikasi dilakukan sebagai penyempurnaan desain, atas pertimbangan segi mekanis yang lebih baik.
Pada Hexhub buatan DX Engineering, batang jari-jari yang dapat dipasang berukuran maksimal 1 inci, sedangkan buatan OM Tedja dipersiapkan agar bisa menggunakan batang berdiameter lebih besar, hingga 1,5 inci. Dengan demikian maka Hexhub buatan YB1KEN ini juga dirancang untuk dapat digunakan pada band-band yang lebih rendah (40m dan 80m). Karenanya agar lebih kokoh terikat di tiangnya, poros Hexhub juga dibuat lebih besar dan tinggi. Ketinggian poros dibuat lebih tinggi daripada produk DX Engineering, dimaksudkan sebagai penyesuaian bisa digunakannya batang jari-jari yang lebih besar. Bonggol poros juga dibuat lebih tebal, dengan lubang yang cukup untuk pemasangan pada tiang pipa berukuran 2 inch, namun masih bisa diperbesar lagi dengan cara membubutnya bila ingin menggunakan ukuran tiang yang lebih besar, hingga 2,5 inch. Dengan poros yang lebih tebal dan tinggi ini maka dipastikan hexhub ini akan duduk lebih kokoh pada tiangnya. Untuk rangka antenna bisa menggunakan batang pipa PVC ataupun batang fiberglass. Batang-batang rangka akan terikat pada 6 jari-jari hexhub sepanjang 15 cm menggunakan masing2 dua buah U-bolt. Pada setiap jari-jari masih diperkuat dengan 3 tulang, yang tentu saja membuat hexhub ini sangat kokoh dan kuat menahan kuatnya terpaan angin, sangat cocok bagi yang menginginkan antena murah Wirebeam namun dengan konstruksi yang lebih kokoh dan mapan.
Hexhub KEN-tenna
Hexhub buatan YB1KEN yang berbahan dasar allumunium cor ini dibandrol seharga 500 ribu rupiah (DX Engineering menyediakan Hexhub berikut Kit lengkap HexBeam 5 band dengan harga US$ 600). Sayapun mulai berhitung, apa saja komponen biaya yang membuat harganya sedemikian. U-Bolt baja ukuran 1,5 inci Rp. 7.500,-/buah sebanyak 12 buah , bahan serbuk allumunium seberat 7,5 kg (perkiraan bobot sebelum dicor dan dibubut) , ditambah biaya pengecoran, pembubutan, finishing dll. rasanya sebanding, mengingat produk ini masih dikerjakan handmade dalam jumlah terbatas. 
Kalkulasi pun dilanjutkan, berapa biaya total yang diperlukan bila ingin membangun antena HexBeam 5 band (20-17-15-12-10 meter). Apabila menggunakan rangka berbahan pipa PVC :
– Pipa PVC Ukuran 1”, ¾” dan ½ “ masing-masing 2 batang @ 4meter, perkiraan harga Rp. 250.000,- (setiap pipa PVC ini dibagi 3 bagian lalu disambungkan secara teleskopik)
– Kawat tembaga 2mm panjang 100 meter, perkiraan harga Rp. 300.000,-
– Material bantu, perkiraan harga Rp. 50.000,-
Maka perkiraan anggaran biaya pembuatan antena Hexbeam 5 band adalah Rp. 1.100.000,- Anggaran yang relatif murah untuk sebuah antenna beam 5 band, dengan desain konstruksi yang kuat dan indah dipandang. Angka tersebut masih bisa ditekan dengan penurunan kualitas material. Bisa juga menggunakan Hexhub yang dibuat sendiri dari plat baja dan besi siku yang dilas, namun tentu mengurangi segi kualitas konstruksi dan estetika.
Spesifikasi Hex Hub buatan YB1KEN:
– Diameter keseluruhan : 36 cm
– Tinggi poros : 11 cm
– Ukuran lubang poros : 2 Inci (bisa diperbesar hingga 2,5 inci)
– Ukurang batang jari-jari : 0,5 sd. 2,5 inci
– Bahan utama : allumunium cor
– Berat total (lengkap U-bolt) : 4 kg
Saat ini YB1KEN baru menyediakan Hexhubnya saja, dan belum tersedia antena Hexbeam dalam bentuk Kit lengkap. Namun rencana kedepannya akan dipasarkan juga dalam bentuk Kit.
Sebagai perbandingan, produk impor antena Yagi 4 elemen untuk 3 band harganya rata-rata diatas US$ 1000, sedangkan harga second di Indonesia berkisar Rp. 4-5 juta. Yagi 3 band buatan lokal dipasarkan Rp. 4-5 juta, dan bila membuat sendiri memerlukan biaya berkisar Rp. 1,5- 3 juta. Lalu apabila kita bisa mendapatkan antena beam untuk band yang lebih banyak (5 band) dan harga yang lebih murah, mengapa tidak ? … Hexbeam adalah pilihan terbaik.